21 September 2010

Batu Kecil membuat kita menengadah kepada-Nya


Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak dapat mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan orang tsb. Orang itu berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.


Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu kecil itu tepat mengenai kepala orang itu, dan karena merasa sakit, orang itu menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesan pentingnya.
Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya.

Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Seandainya ... Orang yang dilempari uang logam itu "menyadari" bahwa uang tersebut "jatuh dari atas", tentunya dia akan menengadah ke atas sehingga pekerja tadi dapat menjatuhkan catatan pesan pentingnya dan "tidak perlu" menjatuhkan "batu kecil" tsb. Demikian juga dengan kita. Seandainya setiap rahmat yang diberikan Allah kepada kita, cukup mampu membuat kita menengadah kepadaNya. Tentunya Allah tidak perlu menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Tubuh kita, kesehatan kita, pengetahuan dan ilmu yang ada di pikiran dan hati kita, harta kita, dan semua yang kita anggap milik kita sesungguhnya adalah milik Allah, titipan Allah kepada kita.
Semua itu adalah rahmat yang diberikan Allah kepada kita. Seyogyanya kita (kami dan Anda) cukup mampu untuk "menengadah kepada-Nya" .... senantiasa bersyukur dan selalu ingat kepada "catatan penting" dari Allah, yaitu berkewajiban mengamalkannya sehingga "rahmat" tadi dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Dari Hari Saleh, Jakarta

Sumber :
http://kekuatan-hati.forum-warga.web.id/_g.php?_g=_lhti_forum&Bid=1144

19 September 2010

Sebuah Alasan di Balik Kegagalan.

alasan bisa kita temukan dengan mudahnya di sebuah kegagalan.
tapi alasan tidak akan mengubah sebuah kegagalan menjadi sebuah keberhasilan.
alasan sangat mirip dengan pengingkaran,
semakin banyk kita mencari alasan, semakin jauh kita darei keberhasilan.
karena tanpa sadar,kita telah mengingkari diri kita sendiri.
dan sekaligus akan membuat kita semakin lemah dalam meraih keberhasilan.
berhentilah mencari alasan untuk menutupi keberhasilan.

coba kita lihat si penambang emas.
mereka menimba berliter-liter tanah keruh di pinggiran sungai.
mereka menyaring tanah lumpur itu dari pasir.
mereka menyisir pasir itu dari logam.
dilakukannya sampai mereka dapatkan butiran emas berkilauan.
seperti itulah semestinya kita memperlakukan kegagalan.
karena kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas berkilauan.

jika kita tekun mencari perbaikan dari sela-sela kegagalan,
dan jika kita membuang dan menyingkirkan semua alasan-alasan,
maka kita pasti akan menemukan cahaya kesempatan.

hanya mencari alasan, sama saja kita membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.

17 September 2010

Tak Ada Jalan Pintas

Keberhasilan itu tidak bisa kita peroleh dengan mudah.
keberhasilan itu adalah buah dari hasil kerja keras.
jika kita terlalu berharap pada kemujuran, apakah kita akan selalu tahu
dan mampu untuk menjelaskan dari mana datang kemujuran??.

proses menuju keberhasilan adalah proses mendaki anak tangga.
tidak ada jalan pintas di sekitar anak tangga.

amatilah jalan lurus kita.
hargailah setiap langkah untuk keberhasilan kita.
jangan tergesa-gesa.
karena itu akan memberatkan langkah kita.

meskipun langkah kita, melalui jalan berbatu, sempit, dan licin.,
tapi nanti pasti akan membuahkan hasil.,


Kepuasan itu terletak pada usaha kita,
bukan pada hasil kita,
berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.
{Mahatma Gandhi}

06 September 2010

Dua Abah Komar

Ada dua orang yang mempunyai nama panggilan sama yaitu abah komar. disini akan saya pamggil abah komar A dan abah komar B. Abah Komar A berusia 81 tahun bertempat tinggal di cikampek. dan yang abah komar B bertempay tinggal di cimahi dengan usia yang tidak jauh beda dengan abah komar A yaitu 80.

Abah Komar A yang di Cikampek, dengan usia setua itu masih berkeliling setiap hari dengan jalan kaki untuk menjajakan jasanya
. Rata-rata setiap hari menempuh jarak sejauh 20 km. Dengan sesusia abah komar A yang sudah 81 tahun ini, jarak yang luar biasa jauh yangbanyak menguras tenaganya.

Abah komar A melakukan hal tersebut dengan satu alasan yaitu
tidak mau merepotkan anak dan cucu. Bener- bener luar biasa, dengan usia yang sudah tua masih mau untuk hidup mandiri.

Sungguh malu, jika ada orang yang masih muda dan kuat tetapi tidak berusaha untuk bekerja keras, mudah menyerah, mengeluh, dan begitu mudah mengatakan sulit. Abah Komar, menempuh jarak 20 km per hari dengan penghasilan Rp 30.000 per hari, demi sebuah kemandirian.

Sementara dengan Abah komar B. Beliau juga sosok yang luar biasa. Setiap harinya beliau tidak pernah absen untuk melaksanakan kewajiban sholat di masjid. Bahkan beliau lah yang selalu mengumandangkan adzan subuh dan menjadi iman untuk segelintir makmum yang jarang sekali anak mudanya.

Untuk hal mencari nafkah, beliau juga tak kalah hebatnya dengan abah komar A. Dengan tubuh yang sudah termakan usia, beliau tak kalah gesit dengan anak muda dalam mengerjakan pekerjaannya sebagai buruh bangunan. Mendorong beban yang berat, memasang batu bata, dan berbagai pekerjaan yang menguras tanaga lainnya.

Keduanya bener-bener sosok yang memberikan motivasi pada kita, agar tidak mudah menyerah. menjadi pribadi yang mandiri dan tidak tergantung orang lain.
kalau orang tua seperti abah komar A dan abah komar B saja bisa apalagi dengan kita yang masih muda.

Semoga saya bisa meneladaninya...^^

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)

Sesungguhnya Allah senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)

Oleh Jundullah, Indonesia

Sumber : http://bahagia.us/_g.php?_g=_lhti_forum&Bid=1132